selamat datang CUPLIS5758

Rabu, 17 April 2013

Twitter SBY


Twitter SBY

                                                                                                                                  
13657578141613157932
Meskipun SBY memang bukan yang pertama membuat akun twiter, karena Presiden Obama juga sudah memiliki akun twitter. Keputusan para pemimpin dunia untuk masuk ke dunia itu didasari oleh keyakinan akan makin pentingnya media sosial sebagai ruang publik yang juga memiliki sifat strategis dalam pembentukan opini politik. Kehidupan sosial kita sudah sangat berubah karena teknologi informasi. Begitu pula politik. Para pemimpin harus menyesuaikan diri agar mereka tetap dapat membuat koneksi dengan kenyataan sehari hari.
Belajar dari pengalaman politik didapatkan oleh Barrack Obama, SBY perlu mengekor dengan merealease akun twitter pribadinya. Menjadi ironi, peluncuran twitter Presiden SBY yang mempunyai niat untuk memperluas jangkaun komunikasi publik dalam sisa waktu pemerintahan, mendapat sambutan minor dari kalangan publik dengan berusaha untuk membombardir akun SBY dengan sindiran, keluhan, makian, ocehan dan celotehan yang kemungkinan akan banyak ditemukan dalam akun SBY.
Konsekuensi tersebut memang harus siap dihadapi SBY beserta dengan pihak istana apabila dalam waktu dekat SBY meluncurkan akun twitter pribadi. Keyakinan SBY sebagai kepala negara dapat berkomunikasi secara efektif dan dua arah dengan publik di dalam dunia maya yang tidak terbendung jumlahnya. Bisa saja akun twitter SBY menduduki nomor satu di dunia karena akibat banyaknya keluhan, sinisme dan cacian yang ditujukan kepada dirinya.
Setelah meluncurkan akun twitter@IstanaRakyat pada Senin 8 April 2013 yang lalu, pihak Istana rencananya juga akan mengeluarkan akun baru lagi khusus yang bisa langsung dikelola oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Recananya akun tersebut SBY bisa langsung menuliskan kicauannya dan membalas langsung tanggapan dari para followers-nya apapu itu apa itu sebuh petanyaan atau masukan untuk SBY.
Kita sebagai masyarakat tentu memberikan apresisasi terhadap akun twiter@istanaRakayat karena pembuatan akun terbaru ini bertujuan agar presiden bisa meningkatkan efektivitas kepemimpinan politiknya dalam menavigasi pemerintahannya. Melalui akun twitter tersebut, SBY siap menerima kritik tajam dari followers, karena kritikan yang masuk juga merupakan bagian dari upaya memelihara koneksi dengan realitas dan masyarakat di sekitar.
Namun SBY tentu juga menerima semua konsekuensi dikritik, termasuk yang terburuk dari semuanya, yaitu ia harus melayani ocehan dan celotehan, dari yang lucu tetapi kurang relevan hingga sinisme yang ekstrem.
Memamng tujuan SBY membuat akun twiter ini tentu punya niatan baik yaitu SBY ingin lebih dekat dan berinteraksi secara lebih intensif dengan publik, mungkin ini yang menjadi pertimbangan dibalik keputusan Presiden SBY menjadi penjelajah di media sosial. Sebenarnya pembuatan akun twiter ini juga sangat menguntungkan bagi masyarakat dan SBY, untuk memperluas jangkauan komunikasi publiknya dalam sisa masa pemerintahannya.
Bahkan dengan diluncurkanya akun twiter@istanaRakyat tersebut juga mendapat dukungan dari PDIP perjuangan yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi yang selalu mengkritik pemerintah, khususnya SBY, menyambut positif dan mendukung niat SBY membuat akun twitter.
Melalui social media tersebut, SBY dianggap telah mendekatkan diri kepada masyarakat dan membuka diri terhadap segala kritik yang ditujukan kepadanya. Langkah SBY membuat akun twiter ini tentu juga sangat mempertimbangkan dapaknya. Namun apapun itu dampaknya tentu setiap langkah yang akan dilakukan SBY telah diperhitungkannya, tak ada yang tidak efisien dan mubazir yang dilakukannya, seperti pembuatan akun twitter beliau.
Dengan kehadiran SBY di media sosial terutama di twitter, bisa menunjukkan bahwa dirinya adalah presiden merakyat dan siap menerima kritik. itu awalnya, dan kehadirannya di sini, kurasa cukup membendung sentilan sentilan negatif tentang pemerintah, akunnya adalah pengingat kepada pengguna twitter untuk tetap berbuat elegan dalam setiap tweet yang akan diterbitkan, kedua, setiap tweet yang dilakukan oleh masyarakat twitter adalah perasaan hatinya, dan ungkapannya yang pastinya tentu akan ada masukan terbesar SBY yang belum pernah beliau dengar dari kalangan staf ahli atau teman dekatnya, SBY bisa menanggapi isu dan mengakomodir isu tersebut menjadi implementasi yang positif melalui tweet tweetsnya.
Sebagai pengguna twitter kepada pengguna lainnya, sikap kedewasaan kita diuji untuk menyampaikan kritikan dengan bahasa yang lugas, jelas, tanpa eling-eling menyakiti. Kepintaran dalam penggunaan bahasa hendaknya tidak disalahgunakan dalam menyerang kepala negara sebagai simbol suatu negara.
Sikap dan niat SBY untuk memperkuat kewarganegaraan diapresiasi dengan memanfaatkan jejaring sosial sebagai ruang publik yang memiliki sifat strategis dalam pembentukan opini politik. Mari menjadi pengguna twitter yang bijak santun dalam mengutarakan opini dan bersama-sama dalam membangun kerja sama diantara kita sebagai warga negara Indonesia.
Penulis berharap akun ini bisa bermanfaat untuk semua, dan akun twiter ini bisa menjadi media Curhat, yang nyaman, aman dan simple, cukup ketik keypad ipad curhatan sudah bisa tersampaikan ke khalayak, tidak perlu konfrensi pers, tidak harus undang menteri, dan tak harus ada mimbar khusus, hanya untuk curhat saja.  Itulah kehebatan the twitter is the land of freedom. Selain itu Twitter juga memangkas biaya operasional kenegaraan, dan memangkas jalur birokrasi yang ‘ribet’.
Memang tidak ada yang salah jika SBY ikut-ikut ber twitter ria, karena itu adalah hak pribadi beliau, hak menghibur diri dan hak menyampaikan ‘kicauan’ di depan umum, yang menjadi lucu kalau SBY menghabiskan waktunya untuk ‘berkicau’ di twitter, dan lupa waktu dan lupa urus negara, mengingat SBY sudah rangkap jabatan seabrek-abrek, sebagai Ketua Majelis Tinggi PD, Ketua Dewan Pembina, Ketua Umum, dan Presiden RI. Akhirnya, Welcome to the twiiter, Selamat atas akun barunya Pak SBY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar