surat ar Rum 21
Pernikahan merupakan sarana untuk
melahirkan generasi umat manusia yang mempunyai tugas kekhalifahan untuk
memakmurkan bumi. Selain itu, pernikahan juga bertujuan untuk
mewujudkan rumah tangga yang rukun, penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawaddah wa rahmah). Kehidupan
seperti ini merupakan kebutuhan yang telah menajadi fitrah atau naluri
setiap manusia. Allah berfirman di dalam surat ar-Rum (30): 21
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ
مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna kalimat ( وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا )
adalah Allah menciptakan perempuan bagi kamu dari jenis kamu untuk
menjadi istri (pasangan) kamu. Di dalam al quran banyak sekali ayat-ayat
yang menjelaskan bahwa perempuan diciptakan dari jenisnya laki-laki
diantaranya adalah di dalam surat an-Nisa’ (4): 1 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[1]Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Allah juga berfirman di dalam surat yasin (36): 36
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
Maha suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan
oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui.
Pelajaran lain yang bisa kita ambil dari
surat ar-Rum (30): 21 di atas adalah bahwasannya diantara tujuan
pernikahan adalah untuk menciptakan rumah tangga yang rukun, penuh cinta
dan kasih sayang (sakinah, mawadah wa rahmah) dan hal tersebut
bisa diperoleh jika pasangan yang kita nikahi memiliki ilmu agama yang
baik, oleh karena itu dianjurkan kepada mereka yang sudah memiliki
kedewasaan fisik, mental serta kemampuan keuangan agar menjadikan faktor
keberagamaan calon pasangannya sebagai faktor yang amat menentukan
pilihan. Dalam hal ini nabi Muhammad saw bersabda:
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا
وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW
beliau bersabda: wanita dikawini karena empat faktor: karena hartanya,
keturunannya, kecantikannya, dan agamanya, maka pilihlah agamanya karena
kalau tidak maka hidupmu akan sengsara (HR. Al-Bukhori)
Pernikahan yang baik adalah sebuah ikatan
seumur hidup, yang disahkan oleh Allah S.w.t. Dengan demikian,
perkawinan memerlukan adanya kesadaran tentang kehadiran dan intervensi
Tuhan dalam hidup manusia, kehadiran Sang Maha Pencipta yang akan
membimbing sepasang suami-istri ke jalan yang lurus: jalan kebahagiaan
sejati dan abadi. Hubungan lelaki dan peremupuan asing yang tidak
disahkan oleh Allah, dengan sendirinya tertolak, karena mengingkari
suatu prinsip bahwa Allah-lah yang akan memberinya jalan kehidupan. Oleh
karena itu Islam juga mengajarkan kepada kita beberapa doa untuk
memohon agar kita diberikan keluarga yang mampu menjadi penyejuk mata
kita, diantara doa-doa tersebut adalah doa yang sudah sering kita dengar
dan kita baca yaitu:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada
Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati
(Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqon (25): 74)
Demikianlah apa yang telah dibimbingkan oleh Allah kepada kita dalam membina rumah tangga agar konsep keluarga sakinah mawaddah wa rahmah yang menjadi harapan bagi setiap manusia yang melangsungkan pernikahan dapat kita capai.
[1]
Maksud “dari padanya” menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh
(tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadits riwayat al-Bukhari dan
Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari
unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar