Kisah Maryam (Ibunda Nabi Isa AS)
Maryam
adalah Ibunda Isa Alaihissalaam, seorang wanita mulia yang lahir atas
izin Allah SWT melalui pasangan suami-istri keluarga Ali Imran.
Kisah tentang Maryam ini ada pada
Al-Qur’an surat Ali Imran (surat ketiga). Dan nama Maryam sendiri
diabadikan dalam Al-Qur’an, yaitu surah Maryam (surat ke-19). Surat
Maryam yang tertera dalam Al-Qur’an, merupakan bukti bahwa kaum wanita
bukanlah kaum yang lemah, bukan kaum yang tidak dapat dijadikan panutan.
Sewaktu Maryam masih dalam kandungan
ibunya (Hannah), ibunya pernah bernazar kepada Allah SWT, seperti surat
Ali Imran ayat 35 berikut ini: (Ingatlah), ketika istri 'Imran
berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak
yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di
Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Saat lahir, Hannah memberikan namanya
Maryam. Nama Maryam bermakna ibadah. Orang tuanya memberikan nama
tersebut karena berharap, bahwa nanti anaknya itu akan menjadi orang
yang senantiasa beribadah kepada Allah. Maryam adalah keturunan dari
keluarga yang sholeh, berasal dari ayah dan ibu yang sholeh, dan dari
semenjak kecil ia di asuh oleh orang yang sholeh pula, yaitu Nabi
Zakaria AS (paman Maryam).
Maryam dipelihara dan diasuh oleh Nabi
Zakaria. Hingga akhirnya, ia tumbuh menjadi seseorang yang selalu
beribadah kepada Allah SWT di Baitul Maqdis. Dalam masa pertumbuhannya,
Maryam sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah. Ia adalah
wanita yang gemar sekali berpuasa dan melaksanakan shalat malam.
Kehidupan Maryam berlangsung terus dalam keadaan seperti itu, tidak ada
sesuatu pun yang mengeruhkan kejernihan, ketenangan, dan kesendiriannya
dalam melaksanakan ibadah yang penuh kesungguhan dan ketundukan kepada
Allah.
Ada kejadian menakjubkan ketika Zakaria
mengunjungi Maryam, dia selalu mendapati aneka makanan lezat di samping
Maryam. Ketika Zakaria menanyakan dari mana makanan itu, Maryam selalu
menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah,” Sesungguhnya Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab (Ali Imran ayat
37).
Sikap Maryam yang menjadi ahli ibadah juga menginspirasi Zakaria untuk memohon kepada Allah agar diberi keturunan “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa”. (Ali Imran: 38)
Doa Zakaria dikabulkan meski Zakaria
sempat kaget dan tak percaya. Bagaimana mungkin ia mendapatkan seorang
anak sedangkan dirinya sudah tua dan istrinya mandul. Kelak, bayi yang
dilahirkan oleh Zakaria diberi nama Yahya dan Yahya adalah nabi ke-23
setelah Zakaria.
Kejadian ajaib seperti Zakaria ini juga
dialami oleh Maryam. Maryam adalah wanita yang selalu taat beribadah
kepada Allah SWT. Suatu ketika, ia tiba-tiba didatangi oleh Malaikat
Jibril dan diberi berita bahagia bahwa dirinya mengandung. Maryam yang
diberi berita bahagia seperti itu sangat kaget. Karena menurutnya,
bagaimana mungkin ia mengandung sedangkan dirinya belum pernah menikah
dan berhubungan dengan laki-laki mana pun. Setiap waktu dirinya hanya
beribadah kepada Allah SWT di Baitul Maqdis.
Maryam sangat terkejut menerima berita
yang disampaikan oleh Jibril, sehingga di abadikan dalam dalam Al Quran,
Maryam berkata ; “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak-laki-laki,
sementara tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku, dan aku bukan
pula seorang pezina”.
Tetapi, semua itu adalah ketetapan
Allah, dan dalam waktu singkat, Maryam-pun telah mengandung bayi yang
telah ditetapkan oleh Allah. Ketika menghadapi hal ini, Maryam-pun
berdo’a “ Ini adalah kasih sayang-mu wahai Tuhanku, ampunan-Mu, dan
keridhoan-Mu. Engkaulah yang Maha tau apa yang ada dalam diriku,
sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada dalam diri-Mu”…
Kisah Maryam yang mengandung itu membuat
penduduk gempar. Hingga akhirnya, segala halang merintang saat
mengandung hingga melahirkan Isa AS pun harus ia lalui. Maryam juga
sempat mengasingkan dirinya untuk melindungi Nabi Isa AS (anaknya) yang
akan dibunuh oleh para penduduk.
Singkatnya, dalam keadaan yang sangat
sulit, bagi seorang wanita, Maryam tetap teguh dalam keimanannya, dalam
ketaatannya, dan dalam keridhoan-nya kepada apa yang telah Allah
takdirkan untuk dirinya. Sampai pada akhirnya, ia melahirkan seorang
bayi, Nabi Isya AS.
Maha besar Allah SWT atas segala firmannya. (dw/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar