bismillahirahmanirahim
kawanku semua yang dirahmati
Allah, keistemewaan berupa mukjizat maupun karomah pasti diberikan
kepada manusia yang dicintai Allah, yang dekat dengan Allah, para nabi
dan rasul pasti kita sudah pernah membaca mukjizat mereka. nabi ibrahim
yang tidak apa-apa saat dibakar, nambi musa, nabi isya dan semua nabi…
memliki mukjizat, bahkan para wali pun tidak luput Allah anugerahkan
kemulyaan2 kepadanya…
berikut ini kisah-kisah kemulyaan yang diberikan Allah kepada para habaib semoga menambah iman kita kepada Allah..
bcalah dengan bismillah terlebih dahulu semoga bermanfaat
Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas
Karomahnya sudah tampak
sejak dalam kandungan ibundanya. Meski kehilangan penglihatan sejak
kecil, ia giat menuntut ilmu. Dialah salah seorang ulama besar
Hadramaut.
Di Hadramaut ada seorang ulama besar, seorang wali yang sangat termasyhur karena karomah-karomahnya. Dialah Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas. Lahir pada 992 H / 1572 M di Desa Lisk, dekat Kota Inat, Hadramaut. Dia juga yang mula-mula mendapat gelar Al-Aththas,
“orang yang bersin”. Disebut demikian karena, konon, ketika masih
berada dalam kandungan ibundanya, Syarifah Muznah binti Muhammad
Al-Jufri, ia sering bersin. Janin yang masih dalam kandungan bisa
bersin, tentu hal ini merupakan hal yang luar biasa.
Meski sejak kecil ia sudah kehilangan penglihatan, Allah menerangi
hatinya, sehingga ia mampu menyerap dengan baik semua pengetahuan
tentang agama yang diajarkan oleh ayahnya, Al-Imam Abdurrahman bin Aqil.
Semangat belajarnya memang sangat besar. Tak bosan-bosannya ia menuntut
ilmu kepada beberapa ulama besar, seperti Syekh Abu Bakar bin Salim,
Muhammad bin Abdurrahman Al-Hadi, Syekh Umar bin Isa As Samarqandi.
Sementara guru utama yang paling ia hormati, ialah Habib Husein bin
Syekh Abu Bakar bin Salim.
Ia banyak belajar tasawuf, terutama dari Syekh Umar bin Isa Barakwah As-Samarqandi. Setelah merasa cukup menuntut ilmu, ia membuka majlis taklim dengan mengajarkan ilmu agama. Dakwahnya pun menyebar ke segala penjuru Hadramaut.
Belakangan ia dikenal sebagai seorang sufi yang banyak menguasai ilmu
lahir dan batin, pengayom anak yatim piatu, janda dan fakir miskin.
Siang mengajar, malamnya ia gunakan untuk melakukan Riyadhah, beribadah,
bermunajat kepada Allah SWT, dan sangat jarang sekali tidur.
Sebagai ulama besar dan sufi, Habib Umar dikenal dengan beberapa
karomahnya. Ia sangat termasyhur, bahkan sampai ke negeri Cina. Suatu
hari salah seorang anak Habib Abdurrahman melawat ke Cina di sana ia
bertemu dengan seorang sufi yang memberi salam dan hormat, padahal ia
tidak mengenalnya.
“Bagaimana engkau mengenalku, padahal kita belum pernah bertemu?” tanyanya.
“Bagaimana aku tidak mengenal engkau? Ayahmu, Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas, adalah guru kami, dan kami sangat menghormatinya. Habib Umar sering datang ke negeri kami, dan ia sangat terkenal di sini,” jawab sufi tersebut. Padahal jarak antara Hadramaut dan Cina sangat jauh, tapi Habib Umar telah berdakwah sampai ke sana.
Syekh Muhammad Baqais, salah seorang muridnya, bercerita, “Suatu kali
Habib Umar mendamaikan beberapa suku yang berperang sampai
berkali-kali. Tapi tetap saja ia tidak mendapatkan tanggapan yang baik.
Karena itu ia pun melemparkan biji tasbihnya kepada mereka. Dengan izin
Allah, biji tasbih itu menjadi ular, barulah mereka sadar dan minta
maaf.”
Nama Habib Umar tidak bisa dipisahkan dari karya agung yang diberi judul: Azizul Manal wa Fathu Babil Wishal (Anugrah nan Agung dan Pembuka Pintu Tujuan),” yang belakangan sangat terkenal sebagai Ratib Al-Aththas. Habib Umar sendiri berwasiat, “Rahasia dan hikmah telah kutitipkan di dalam Ratib ini.
Menurut Habib Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang, Jakarta), Ratib
Al-Aththas lebih tua dibanding dengan Ratib Al-Haddad. Ratib Al-Haddad
disusun pada 1071 H / 1651 M oleh Habib Abdullah Al-Haddad. Sedang Ratib
Al-Aththas disusun jauh sebelumnya. Ada beberapa wirid atau doa yang
tidak ada dalam Ratib Al-Aththas tapi terdapat dalam Ratib Al-Haddad,
demikian pula sebaliknya. Namun seperti ratib-ratib yang lain, keduanya
tetap mengacu pada doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ratib Al-Aththas biasa dibaca usai shalat maghrib,
tapi boleh juga di baca setiap pagi, siang atau tengah malam. Bisa
dibaca sendiri atau berjema’ah. Manfaat ratib ini sangat besar. Bahkan
ada sebagian ulama yang mengatakan, dengan membaca Ratib Al-Aththas atau
Ratib Al-Haddad setiap malam, Allah akan menjaga dan memelihara seluruh
penghuni kota tempat tinggal kita, menganugerahkan kesehatan, dan
memudahkan rezeki-Nya kepada setiap penduduk.
Dalam keadaan sangat khusus dan mendesak, Ratib tersebut bisa dibaca 7 hingga 41 kali berturut-turut pendapat ini mengacu kepada beberapa hadits Rasulullah SAW tentang manfaat istighfar dan doa-doa lainnya. Sebab, dalam Ratib-ratib tersebut antara lain terdapat shalawat, tahlil, tasbih, tahmid dan istighfar.
Orang yang mengamalkan ratib ini tidak akan terluka jika pada suatu
hari dipatuk ular, tidak akan merasa takut, ia akan selamat dari segala
yang ditakuti.
Betapa hormat para ulama kepada Habib Umar bin Abdurrahman
Al-Aththas. Hal ini terlihat ketika suatu hari seorang ulama, Syekh
Salim bin Ali, mengunjungi Imam Msjidilharam, Habib Muhammad bin Alwi
Assegaf, dan menyampaikan salam dari Habib Umar. Seketika itu juga Habib
Muhammad menundukan kepala sejenak, lalu berkata, “Layak setiap orang
menundukkan kepala kepada Habib Umar. Demi Allah, saya mendengar suara
gemuruh di langit untuk menghormati beliau. Sementara di bawah langit
ini, tidak ada orang lebih utama daripada beliau.”
Habib Umar bin Muhammad Al-Aththas wafat pada 23
Rabiul Akhir 1072 H / 1652 M. jenazahnya dimakamkan di Hadramaut. Sampai
sekarang makamnya selalu dikunjungi banyak peziarah dari berbagai
belahan dunia.
habieb Kramat Bangil
Habib Abdullah bin Ali Al-Haddad adalah seorang
ulama besar pada zamannya. Ia menuntut ilmu dari beberapa ulama, kuat
beribadah, dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ulama
yang dikenal sangat alim, dan karenanya dikenal sebagai waliyullah itu
lahir pada 4 Safar 1261 Hijriyah atau 12 Februari 1840 M. di kota Hawi,
Tarim, Hadramaut, Yaman.
Habib Abdullah yang di Indonesia lebih populer dengan sebutan Habib Kramat Bangil,
terkenal di kalangan muslimin sebagai ulama yang konsisten
memperjuangkan kebenaran. Di masa hidupnya, tak jemu-jemunya ia mengajak
umat untuk selalu hidup di jalan yang benar, sesuai dengan ajaran
Al-Qur’an dan Sunah Rasul.
Habib Abdullah juga menulis sejumlah kitab, yang tidak hanya
kitab-kitab agama, tapi juga menulis syair yang bermuatan hikmah.
Kumpulan syairnya di bukukan dalam diwan (antologi) berjudul Qalaid al-Lisan fi Ahl al-Islam wa Al-Iman.
Kitab yang ia tulis antara lain, Suliamuthalib li alal Muratib, Syarah Ratib Haddad, Hujjatul Mukminin fi Tawasul Bisayid al-Mursalin, dan kitab Maulid Al-Haddad,
dan lain-lain. Sebagai penghormatan kepadanya, setiap tanggal 27 Safar
digelar acara Haul di makamnya di Sangeng Kramat Bangil, Pasuruan, Jawa
Timur.
Ia dibesarkan dalam keluarga yang akrab dengan nuansa kenabian,
kewalian, dan keilmuan. Sejak kecil ia mendapat bimbingan membaca,
mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dari ayahnya, Habib Ali bin Hasan
Al-Haddad, sehingga alam pikirannya selalu terpaut pada Al-Qur’an.
Menjelang dewasa ia meneruskan studinya di kota kelahirannya, Tarim.
Disanalah ia mempelajari beberapa cabang ilmu, seperti fikih, tafsir
hadis, dan laian-lain dari para ulama terkemuka. Mufti Habib Allamah
Abdurrahman Al-Mansyur, pengarang kitab Buhgyatul Mustarsyidin,
Habib Umar bin Hasan Al-Haddad di Ghurfah, Habib Idrus bin Umar
Al-Habsyi di Seiwun, Habib Muhsin bin Alwi Assegaf, Habib Muhammad bin
Ibrahim Bilfaqih.
Dalam hal tasawuf, ia berguru kepada Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang terkenal sebagai pendiri tarekat Haddadiyah.
Beberapa tahun setelah belajar kepada guru tasawufnya itu, ia juga
dikenal sebagai sufi terkemuka dan seorang mursyid di kalangan tarekat
Haddadiyah.
Pada 1281 H / 1800 M ia meninggalkan kampung halaman menuju kota
Do’an dan Gidun untuk berguru kepada beberapa ulama, seperti Habib
Thahir bin Umar Al-Haddad dan Syekh Muhammad bin Abdullah Basuwaidan.
Kepada mereka ia mempelajari kitab Minhaj Al-Thalibin karya
Imam Nawawi. Tak lama kemudian, ia mendapatkan ijazah untuk beberapa
cabang ilmu, seperti Akidah, Nas (pegangan dalam hukum Islam), ilmu
Ushul Fiqh (pokok–pokok dalam ilmu pengetahuan tentang fiqh),
periwayatan hadis dan logika.
Sebagai ulama yang haus ilmu, pada 12 94 H / 1813 M, ia meneruskan
perjalanan ke Guairah untuk berguru kepada Habib Ahmad bin Muhammad
Al-Mukhdar. Dari ayahnya Habib Muhammad bin Ahmad Al-Mukhdar, Bondowoso,
Jawa Timur, ia mendapat ijazah untuk beberapa cabang ilmu pengetahuan.
Bertemu Hansip
Pada salah satu mukaddimah ijazahnya disebutkan, “Aku berikan ijazah
kepada keturunan Al-Quthb Al-Ghaouts, Habib Abdullah bin Ali Al-Haddad
sebagai ahli ibadah yang tampak di wajahnya cahaya ulama salaf. Kelak
dia akan menggantikan kedudukan salaf pendahulunya, dan aku anggap dia
sebagai anakku.”
Pada 1295 H / 1814 M ia menunaikan ibadah haji berziarah ke makam
Rasulullah SAW. Selama berada di Mekah, ia tinggal di rumah Mufti Habib
Muhammad bin Husien Al-Habsyi, ayahanda Habib Ali bin Muhammad
Al-Habsyi, penyusun Simthut Durar. Sementara di kota Jarwal, ia mempelajari ilmu Nahwu dan Mantiq, sehingga memperoleh ijazah dari Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Tak lama kemudian ia menuju Madinah, tinggal 4 bulan di sana, berguru
kepada Syekh Muhammad Abdul Mukti bin Muhammad Al-Azab, seorang fakih
dan pakar bahasa Arab, tapi ia tidak mendapat ijazah, sebelum mendapat
ijazah dari Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Setelah mendapat ijazah
dari Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berupa wirid dan kitab-kitab
karangannya, barulah ia memperoleh ijazah dari Syekh Muhammad bin Abdul
Mkti.
Pada 1297 H / 1819 M ia mulai berdakwah ke tanah Melayu. Mula-mula ke
Singapura, lalu ke Johor. Di sana ia bersahabat dengan Sayid Salim bin
Thaha Al-Habsyi dan Sultan Abu Bakar bin Ibrahim yang saat itu menjadi
Sultan Johor. Ketika menghadiri peresmian istana kesultanan Johor, ia
ditemui oleh Sultan Ahmad dari Padang dan diminta untuk menjadi Mufti di
sana. Namun Habib Abdullah menolak dengan halus.
Setelah kurang lebih 4 tahun berdakwah di Johor, ia meneruskan
perjalanan dakwahnya ke Jawa, Indonesia mula-mula ia tiba di Batavia,
kemudian meneruskan ke Bogor, Solo dan Surabaya. Di kota-kota tersebut,
ia merasa kurang nyaman, walaupun kaum muslimin sempat menyambutnya
dengan antusias. Pada akhir syawal 1301 H, ia tiba di Bangil, Jawa
Timur. Disinilah ia merasakan kenyamanan dan pada akhirnya menetap untuk
berdakwah. Setiap hari, selepas asar, ia menggelar pengajian, dan
setiap Kamis mengisi Majlis Taklim di Masjid Kalianyar.
Ia mengisi hari-harinya dengan ibadah, sejak maghrib hingga Isya, ia
selalu membaca Al-Qur’an dengan hafalan, selepas salat Isya berjema’ah,
ia beristirahat selama dua jam, setelah itu membaca Ratib bersama anak
dan para sahabatnya. Kemudian ia belajar sampai jam 24.00.
Dua jam kemudian, ia beristirahat, lalu salat sunnah, setelah itu
berkeliling Kota Bangil. Pukul 03 dini hari pulang, lalu salah Tahajud
hingga menjelang fajar. Setelah salat subuh berjema’ah bersama keluarga,
ia membaca wirid sampai menjelang Dhuha, lalu salat Dhuha delapan
raka’at. Begitulah amalan ulama besar ini setiap hari.
Pada suatu malam ketika mengelilingi kota Bangil, ia bertemu dengan
seorang Hansip, “Kenapa malam-malam begini Habib berkeliling di
jalanan?” tanya si Hansip keheranan. “Mengapa kamu juga berada di Pos
penjagaan ini?” Habib Abdullah balik bertanya. “Kami ditugasi oleh pak
Camat menjaga daerah sekitar sini,” jawab si Hansip. Maka Habib Abdullah
pun menimpali, “Saya juga mendapat tugas dari penguasa alam semesta.”
Suatu hari ia membacakan kitab-kitab karangan Habib Abdullah bin Alwi
Al-Haddad di masjid Kalianyar. Setiap kali hadir di majlis taklim yang
dihadiri kurang lebih 60 orang itu, ia biasa membawa ketel kecil berisi
kopi, usai pengajian menjelang magrib, dihidangkanlah kopi itu pada para
jema’ah. Ternyata kopi itu cukup untuk 60 orang yang hadir.
Ketel Kopi
Suatu hari, tanpa diduga, Habib Muhammad bin Ahmad Al-Mukhdar bersama
rombongan sebanyak 60 orang berkunjung ke majlis taklim tersebut. Habib
Abdullah meminta Syekh Mubarak Jabil menuangkan kopi dan
menghidangkannya kepada mereka. Setelah menuangkan kop ke beberapa
cangkir, ternyata kopinya habis, dan ia berhenti menghidangkan kopi.
“Tuangkan lagi kopinya,” kata Habib Abdullah.
Dengan bingung, Syekh Mubarak berbisik kepada Habib Muhammad, putra
Habib Abdullah, “Ketelnya sudah kosong.” Tapi kata Habib Muhammad,
“Turuti saja perintahnya.” Maka Syekh Mubarak pun kembali mencoba
menuangkan kopi ke cangkir-cangkir dari ketel kosong itu. Betapa
terkejutnya ia manakala dilihatnya dari ketel kosong itu tetap mengucur
kopi hangat hingga seluruh tamu kebagian.
Suatu sore seorang bangsawan Bugis dari Makasar bertandang ke Bangil,
dan menghadiahkan sebuah peti dari emas berisi kayu Gaharu dan sejumlah
besar uang untuk Habib Abdullah. Sebelum menerima hadiah, ia bertanya,
”Apakah di negaramu ada orang yang berhak menerima sedekah?” bangsawan
itu menjawab, “Ya, ada.” Maka Habib Abdullah minta agar hadiah itu di
bagi-bagikan kepada fakir miskin di Makasar.
“Alhamdulillah, kami dalam keadaan mampu,” ujar Habib Abdullah seraya
menunjukkan sebuah kantung penuh berisi uang emas. Maka sang bangsawan
bugis itu segera mohon maaf dan berjanji akan melaksanakan amanatnya.
Habib Abdullah memang terkenal sangat dekat dengan fakir miskin. Setiap
bulan, ia membantu sekitar 70 keluarga fakir miskin.
Suatu hari, Residen Pasuruan datang ke Bangil, begitu ia turun dari
kereta berkuda, semua orang berdiri menghormatinya. Kebetulan saat itu,
Habib Abdullah berada di situ, mengantar pamannya, Habib Ahmad bin Hasan
Al-Haddad, hendak pulang ke Surabaya. Ketika sang Residen lewat persis
di depan Habib Abdullah, ia tidak mengindahkannya, ia tetap duduk
santai, tidak berdiri menghormatinya.
Maka datanglah seorang anggota polisi memerintahkan datang ke kantor
Residen Pasuruan. Tanpa pikir panjang ia berangkat kesana. Sampai
disana, ia menunggu di ruang depan, tapi tak seorang petugas pun
menemuinya. Anehnya, bahkan ada beberapa orang petugas yang lari
ketakutan ketika melihat kehadiran Habib Abdullah.
Akhirnya, seorang pegawai keresidenan menemuinya sambil berkata
gemetaran, “Sebaiknya Habib kembali saja, sebab Residen dan semua
stafnya takut melihat kedatangan Habib yang di dampingi dua ekor harimau
dengan mulut terbuka.” Setelah kejadian itu, sang Residen meletakkan
jabatan.
Suatu hari Sayid Umar Syatta, Mufti Haramain dari Mekah, menerima
Ru’yah (penampakan dalam mimpi) bahwa Rasulullah menganjurkan untuk
menemui Habib Abdullah bin Ali Al-Haddad. “Dia adalah cucuku yang
sebenarnya,” kata Nabi dalam Ru’yah tersebut. Dalam pertemuan itu, Sayid
Umar Syatta menciumi lutut dan kaki serta mohon maaf kepada Habib
Abdullah kerena tidak tahu kedudukan Habib Abdullah, seandainya Nabi
tidak memberitahukannya.
Ada satu hal yang selalu ia tekankan kepada murid-muridnya, juga
dalam tulisan di beberapa kitabnya ia selalau mengajarkan untuk
berperilaku tawadu’ (rendah hati), tidak takabur, sombong dan riya’.
Sebab kata Habib Abdullah, semua itu adalah sifat-sifat setan.
habieb Noh singapura.
Singapura, Negeri Melayu yang berpenduduk mayoritas
Chinese dan beragama Nasrani, ternyata tetap melestarikan tradisi dan
peninggalan bersejarah kaum muslimin. Misalnya karamat Habib Noh. Makam
sufi yang berusia lebih dari seabad itu tetap terpelihara dengan baik.
Di ketinggian sebuah bukit terlihat bangunan yang dikelilingi taman
asri, bersih dan tenteram. Dari Jalan Palmer, semua tampak jelas.
Burung-burung merpati yang bebas berterbangan atau bertengger
disekitarnya menambah kesejukan suasana di tengah kesibukan Bandar Raya
Negeri Singa tersebut. Penduduk setempat, dari rumpun melayu atau kaum
muallaf, juga orang-orang dari berbagai negeri, seperti Malaysia,
Thailand dan Indonesia masih banyak menziarahi tempat yang dikenal
sebagai keramat Habib Noh ini.
Keramat Habib Noh ini dibangun pada 1890 oleh Syed Mohammad bin Ahmad Alsagoff. Bangunan di atas bukit itu – orang harus melalui 49 anak tangga untuk mencapainya – dibiayai para dermawan. Di masa lalu pemeliharaan tempat keramat itu dilakukan olah para sukarelawan, yaitu orang-orang yang percaya dan mengharap berkah dari memelihara makam wali sakti itu. Tetapi sejak 1936 ditangani Dewan Muslim dan Hindu, yang akhirnya dialihkan kepada Muslim Cuoncil of Singapore (MUIS).

Batu nisan makam dililit kain berwarna kuning terang, yang
diasosiasikan dengan kesucian, sementara makamnya diselimuti kain hijau,
warna yang selalu dihubungkan dengan Islam. Harumnya wewangian dan
bunga memenuhi segenap ruangan makam. Di luar, berterbangan dan
bertengger bebas burung-burung merpati sehingga menambah keyakinan para
peziarah bahwa makam ini memang amat keramat, burung, ayam dan kelinci
pun merasa aman di sana.
Cinta Anak
Siapa sebenarnya Habib Noh? Mengapa ia masih sangat dihormati meski
telah meninggal seabad lalu? Sayyid Noh bin Mohammad Alhabshe atau Habib
Noh, begitu panggilannya, datang ke Singapura dari Kedah, semenanjung
Malaysia. Setelah Sir Stamford Raffles menduduki Malaysia. Ia bermukim
selama 30 tahun. Namun ia tetap sering berkeliling Malaysia, kebanyakan
ke Johor Baru, untuk berdakwah.
Semasa hidupnya, Habib Noh sangat memperhatikan anak-anak serta orang miskin dan melarat. Ia selalu memberikan anak-anak permen dan menyumbangkan uang untuk orang miskin. Ia amat dicintai orang yang mengenalnya. Tidak aneh bila Habib Noh selalu dikelilingi teman-temannya. Ia juga rajin berziarah kubur, berdoa untuk mereka yang sudah meninggal, meskipun ia tidak mengenalnya secara pribadi.
Menurut catatan, Habib Noh menikah dengan Anchik Hamidah yang berasal
dari Provinsi Wellesly, Penang. Mereka memiliki seorang putri yang
bernama Sharigah Badaniah. Kemudian Sharifah Badaniah menikah dengan
Syed Mohammad bin Hasan Al-Shatri di Jelutong, Penang. Dari pernikahan
itu mereka memiliki seorang putri bernama Sharifah Ruqayah yang menikah
dengan Syed Alwi bin Ali Al-Junaid. Dari pasangan inilah Habib Noh
memperoleh lima cicit: Syed Abdurrahman, Syed Abdullah, Sharifah Muznah,
Sharifah Zainah, dan Sharifah Zubaidah.
Habib Noh sendiri memiliki tiga orang adik laki-laki. Mereka adalah
Habib Arifin, dan Habib Zain, keduanya meninggal di Penang. Dan yang
termuda Habib Salikin yang meninggal di Daik (?) Indonesia.
Tidak mengherankan jika orang seperti Habib Noh, pendakwah yang
banyak beramal, dianugerahi kemampuan istimewa. Banyak yang percaya, ia
memiliki kemampuan untuk menghilang dan terlihat berada di beberapa tempat pada saat yang sama.
Konon, ketika ia berada di Singapura, ada beberapa orang – pada saat
yang sama – melihatnya sedang berdoa di Masjidil Haram Mekah, Arab
Saudi.
Kelebihan yang muncul dari rasa cintanya terhadap anak-anak. Pernah
ia menyembuhkan luka di kaki seorang anak, hanya dengan melatakkan
tangannya di atas luka tersebut sambil berdoa. Hanya dalam beberapa
saat, si anak itu dapat berlari kembali seperti tidak pernah terjadi
apa-apa dengannya. Ayah si anak yang begitu bahagia, memberikan sejumlah
uang sebagai tanda terima kasih. Habib Noh menerima hadiah itu, tapi
kemudian menyerahkan kembali kepada orang yang membutuhkan.
Kisah-kisah Habib Noh
Bahkan dikisahkan Habib Noh pernah menembus hujan badai untuk
menyembuhkan sakit seorang anak. Ia berjalan ke Paya Lebar dari rumahnya
di Teluk Belangah. Ketika ia tiba di tempat pasiennya, percaya atau
tidak, orang tua si anak yang sakit tadi menyaksikan bahwa jubah Habib
Noh tetap kering, tidak basah, atau tanda-tanda lain layaknya orang yang
kehujanan.
Di lain waktu Habib Noh pernah terbangun dari tidurnya, karena suara
tangis anak kecil berkepanjangan. Ia kemudian menyadari bahwa tangis itu
berasal dari sebuah rumah keluarga miskin. Jelas itu tangis bocah yang
kelaparan. Habib Noh lalu mengambil daging buah kelapa, diperas menjadi
santan, dan dicampurnya dengan air. Setelah itu dibacanya sebuah doa,
atas kehendak Allah, santan itu berubah jadi susu dan untuk sementara
dapat menghentikan tangis kelaparan bocah papa tersebut.
Habib Noh juga dengan kekuatannya yang akurat membaca pertanda, seakan-akan ia bisa tahu apakah seseorang membutuhkan bantuan atau mempunyai niat yang tidak baik terhadap dirinya. Konon, ada seorang pria India, Muslim yang akan mengunjungi keluarganya di India dengan menggunakan kapal laut. Secara rahasia ia bernazar bila dapat kembali ke Singapura dengan selamat, ia akan memberi hadiah kepada Habib Noh.
Saat tiba kembali di Singapura, ia sangat terkejut mendapati Habib
Noh telah menunggunya di pelabuhan. Habib Noh berkata, “Saya yakin Anda
telah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada saya.” Dengan terkejut si
India itu menjawab, “Katakan, wahai orang bijak, apa yang engkau
inginkan, maka akan aku berikan kepadamu.” Sang Habib berkata lagi,
“Saya ingin memiliki beberapa gulung kain Kuning, yang akan saya berikan
kepada orang miskin dan anak-anak.” Yang diminta kain itu pun kemudian
memeluk Habib Noh dan sambil menangis, ia berkata, “Demi Allah aku
sangat bersedia untuk menghadiahkannya kepada orang yang dimuliakan
Tuhan karena kebaikannya terhadap kemanusiaan. Berikan aku waktu tiga
hari untuk mempersembahkan kepadamu.” Dan orang India itu pun menepati
janjinya.
***
Habib Noh rupanya sudah merasa bahwa ia akan segera meninggal dunia.
Beberapa hari sebelum saatnya tiba, ia melakukan apa saja agar dapat
menyampaikan sebanyak mungkin nasihat kepada teman-temannya yang
dicintai. Beberapa kata bijak yang patut kita ingat adalah: “Jangan
serakah akan harta dan materi yang bersifat duniawi, atau memiliki
perasaan benci kepada siapapun sepanjang hidupmu.”
Pada akhir Juli 1866, pada usia 78 tahun, Habib Noh meninggal di
kediaman Johor Temenggong Abu Bakar di Teluk Belangah. Ketika berita
meninggalnya menyebar, banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk
para muallaf dan pnduduk dari pulau tetangga, datang untuk memberikan
penghormatan terakhir. Bahkan semua Kusir di Pulau Singa menghentikan
kegiatannya mencari uang, untuk mengantarkan orang tua, wanita, dan
anak-anak ke pemakaman secara gratis.
Namun sebelum rombongan meninggalkan kediaman Temenggong menuju
pemakaman Muslil Bidari, terjadi sebuah peristiwa, keranda tidak bisa
bergerak meski puluhan orang telah mengerahkan tenaga untuk
mengangkatnya. Suasana panik dan tangis hampir-hampir tak terbendung.
Untunglah saat itu seorang kerabat ingat pesan terakhir almarhum.
Sebelum wafat, rupanya Habib Noh pernah berwasiat kepada kerabatnya bahwa ia ingin dimakamkan di puncak Gunung Palmer – sebuah pekuburan kecil. Namun entah mengapa, di hari itu kerabatnya melupakan pesan tersebut. Begitu para kerabat dan sahabatnya memutuskan hendak membawa jenazah ke tempat yang diwasiatkan, keranda menjadi enteng, dipikul dari bahu ke bahu, bak melayang mendaki bukit, diiringi gemuruh takbir. Hingga sekarang makam disebelah Gedung YMCA, atau yang dikenal sebgai Bestway Building, itu tetap diziarahi orang.
Meskipun ia telah pergi, tinggal makamnya yang dikeramatkan, ada
sebuah keajaiban yang masih diingat penduduk Singapura. Ketika Perang
Dunia II, tanpa ampun sebuah bom menghancurkan area di Gunung Palmer,
termasuk taman pemakaman yang ada di sana. Tetapi sungguh ajaib, keramat
Habib Noh tetap berdiri tegak seakan tak tersentuh sama sekali. Allahu
Akbar…!
Habieb Munzir Almussawa
Ketika ada orang yg iseng bertanya padanya : wahai habib, bukankah
Rasul saw juga punya rumah walau sederhana??, beliau tertegun dan
menangis, beliau berkata : iya betul, tapikan Rasul saw juga tidak beli
tanah, beliau diberi tanah oleh kaum anshar, lalu bersama sama membangun
rumah.., saya takut dipertanyakan Allah kalau ada orang muslim yg masih
berumahkan koran di pinggir jalan dan di gusur gusur, sedangkan bumi
menyaksikan saya tenang tenang dirumah saya..
pernah ada seorang wali besar di Tarim, guru dari Guru Mulia Almusnid
alhabib Umar bin Hafidh, namanya Hb Abdulqadir Almasyhur, ketika hb
munzir datang menjumpainya, maka habib itu yg sudah tua renta langsung
menangis.. dan berkata : WAHAI MUHAMMAD…! (saw), maka Hb Munzir berkata :
saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.., maka habib itu berkata :
ENGKAU MUHAMMAD SAW..!, ENGKAU MUHAMMAD.. SAW!, maka hb Munzir diam…
lalu ketika ALhabib Umar bin Hafidh datang maka segera alhabib
Abdulqadir almasyhur berkata : wahai umar, inilah Maula Jawa (Tuan
Penguasa Pulau Jawa), maka Alhabib Umar bin Hafidh hanya senyam senyum..
(kalo ga percaya boleh tanya pada alumni pertama DM)
lihat kemanapun beliau pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta,
bahkan sampai ke pedalaman irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yg
sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan orang yg sudah
masuk islam ditangannya, banyak orang bermimpi Rasul saw selalu hadir di
majelisnya,
bahkan ada orang wanita dari australia yg selalu mimpi Rasul saw, ia
sudah bai’at dengan banyak thariqah, dan 10 tahun ia tak lagi bisa
melihat Rasul saw entah kenapa, namun ketika ia hadir di Majelis Hb
Munzir di masjid almunawar, ia bisa melihat lagi Rasulullah saw..
maka berkata orang itu, sungguh habib yg satu ini adalah syeikh Futuh
ku, dia membuka hijabku tanpa ia mengenalku, dia benar benar dicintai
oleh Rasul saw, kabar itu disampaikan pada hb munzir, dan beliau hanya
menunduk malu..
beliau itu masyhur dalam dakwah syariah, namun mastur (menyembunyikan diri) dalam keluasan haqiqah dan makrifahnya. .
bukan orang yg sembarangan mengobral mimpi dan perjumpaan gaibnya ke khalayak umum
ketika orang ramai minta agar Hb Umar maulakhela didoakan karena
sakit, maka beliau tenagn tenang saja, dan berkata : Hb Nofel bin Jindan
yg akan wafat, dan Hb Umar Maulakhela masih panjang usianya.. benar
saja, keesokan harinya Hb Nofel bin Jindan wafat, dan Hb Umar maulakhela
sembuh dan keluar dari opname.., itu beberapa tahun yg lalu..
ketika Hb Anis Alhabsyi solo sakit keras dan dalam keadaan kritis,
orang orang mendesak hb munzir untuk menyambangi dan mendoakan Hb Anis,
maka beliau berkata pd orang orang dekatnya, hb anis akan sembuh dan
keluar dari opname, Insya Allah kira kira masih sebulan lagi usia
beliau,..
betul saja, Hb Anis sembuh, dan sebulan kemudian wafat..
ketika gunung papandayan bergolak dan sudah dinaikkan posisinya dari
siaga 1 menjadi “awas”, maka Hb Munzir dg santai berangkat kesana,
sampai ke ujung kawah, berdoa, dan melemparkan jubahnya ke kawah, kawah
itu reda hingga kini dan kejadian itu adalah 7 tahun yg lalu (VCD nya
disimpan di markas dan dilarang disebarkan)
demikian pula ketika beliau masuk ke wilayah Beji Depok, yg terkenal
dg sihir dan dukun dukun jahatnya., maka selesai acara hb munzir malam
itu, keesokan harinya seorang dukun mendatangi panitya, ia berkata :
saya ingin jumpa dg tuan guru yg semalam buat maulid disini..!, semua
masyarakat kaget, karena dia dukun jahat dan tak pernah shalat dan tak
mau dekat dg ulama dan sangat ditakuti, ketika ditanya kenapa??, ia
berkata : saya mempunyai 4 Jin khodam, semalam mereka lenyap., lalu
subuh tadi saya lihat mereka (Jin jin khodam itu) sudah pakai baju putih
dan sorban, dan sudah masuk islam, ketika kutanya kenapa kalian masuk
islam, dan jadi begini??, maka jin jin ku berkata : apakah juragan tidak
tahu?, semalam ada Kanjeng Rasulullah saw hadir di acara Hb Munzir,
kami masuk islam..!
kejadian serupa di Beji Depok seorang dukun yg mempunyai dua ekor
macan jadi jadian yg menjaga rumahnya, malam itu Macan jejadiannya
hilang, ia mencarinya, ia menemukan kedua macan jadi2an itu sedang duduk
bersimpuh didepan pintu masjid mendengarkan ceramah hb munzir..
demikian pula ketika berapa muridnya berangkat ke Kuningan Cirebon,
daerah yg terkenal ahli santet dan jago jago sihirnya, maka hb munzir
menepuk bahu muridnya dan berkata : MA’ANNABIY.. !, berangkatlah, Rasul
saw bersama kalian..
maka saat mereka membaca maulid, tiba tiba terjadi angin ribut yg
mengguncang rumah itu dg dahsyat, lalu mereka mnta kepada Allah
perlindungan, dan teringat hb munzir dalam hatinya, tiba tiba angin
ribut reda, dan mereka semua mencium minyak wangi hb munzir yg seakan
lewat dihadapan mereka, dan terdengarlah ledakan bola bola api diluar
rumah yg tak bisa masuk kerumah itu..
ketika mereka pulang mereka cerita pd hb munzir, beliau hanya senyum dan menunduk malu..
demikian pula pedande pndande Bali, ketika Hb Munzir kunjung ke Bali,
maka berkata muslimin disana, habib, semua hotel penuh, kami tempatkan
hb ditempat yg dekat dengan kediaman Raja Leak (raja dukun leak) di
Bali, maka hb munzir senyum senyum saja, keesokan harinya Raja Leak itu
berkata : saya mencium wangi Raja dari pulau Jawa ada disekitar sini
semalam..
maaf kalo gue ceplas ceplos, cuma gue lebih senang guru yg mengajar
syariah namun tawadhu, tidak sesohor, sebagaimana Rasul saw yg
hakikatnya sangat berkuasa di alam, namun membiarkan musuh musuhnya
mencaci dan menghinanya, beliau tidak membuat mereka terpendam dibumi
atau ditindih gunung, bahkan mendoakan mereka,
demikian pula ketika hb munzir dicaci maki dg sebutan Munzir ghulam
ahmad..!, karena ia tidak mau ikut demo anti ahmadiyah, beliau tetap
senyum dan bersabar, beliau memilih jalan damai dan membenahi ummat dg
kedamaian daripada kekerasan, dan beliau sudah memaafkan pencaci itu
sebelum orang itu minta maaf padanya, bahkan menginstruksikan agar
jamaahnya jangan ada yg mengganggu pencaci itu,
kemarin beberapa minggu yg lalu di acara almakmur tebet hb munzir malah duduk berdampingan dg si pencaci itu, ia tetap ramah dan sesekali bercanda dg Da’i yg mencacinya sebagai murtad dan pengikut ahmadiyah..
kemarin beberapa minggu yg lalu di acara almakmur tebet hb munzir malah duduk berdampingan dg si pencaci itu, ia tetap ramah dan sesekali bercanda dg Da’i yg mencacinya sebagai murtad dan pengikut ahmadiyah..
Habieb Sholeh Tanggul
Membicarakan karamah Habib Sholeh tidak bisa lepas dari peristiwa
yang mempertemukan dirinya dengan Nabi Khidir AS. Kala itu, layaknya
pemuda keturunan Arab lainnya, orang masih memanggilnya Yik, kependekan
dari kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan
Rasulullah.
Suatu ketika Yik Sholeh sedang menuju stasiun Kereta Api Tanggul yang
letaknya memang dekat dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang
pengemis meminta uang. Sholeh yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah
menjawab tidak ada, karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun
pergi, tetapi kemudian datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak
ada, ia pergi lagi, tetapi lalu datang untuk ketiga kalinya. Ketika
didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “Yang sepuluh rupiah di
saku kamu?” seketika Yik Sholeh meresakan ada yang aneh. Lalu ia
menjabat tangan pengemis itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis
terasa lembut seperti tak bertulang. Keadaan seperti itu, menurut
beberapa kitab klasik, adalah cirri fisik nabi Khidir. Tangannyapun
dipegang erat-erat oleh Yek Sholeh, sambil berkata, “Anda pasti Nabi
Khidir, maka mohon doakan saya.” Sang pengemispun berdoa, lalu pergi
sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang seorang tamu.
Tak lama kemudian, turun dari kereta api seorang yang berpakaian
serba hitam dan meminta Yik Sholeh untuk menunjukkan rumah habib Sholeh.
Karena di sekitar sana tidak ada yang nama Habib Sholeh, dijawab tidak
ada. Karena orang itu menekankan ada, Yik Sholeh menjawab, “Di daerah
sini tidak ada, tuan, nama Habib Sholeh, yang ada Sholeh, saya sendiri,
“Kalau begitu andalah yang saya cari,” jawab orang itu lalu pergi,
membuat Yik Sholeh tercengang.
Sejak itu, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi oraang, mujlai
sekedar silaturrahmi, sampai minta berkah doa. Tidak hanya dari tanggul,
tetapi juga luar Jawa bahkan luar negeri, seperti Belanda, Afrika,
Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mantan wakil Presiden Adam
malik adalah satu dari sekian pejabat yang sering sowan kerumahnya. Satu
bukti kemasyhuran beliau, jika Habib Sholeh ke Jakarta, menjemputnya
bejibun, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH. Abdillah yang mengenal
dengan baik Habib, menggambarkan.
KH.Ahmad Qusyairi bin Shiddiq adalah sahabat karib habib. Dulunya
Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH. Ahmad Qusyairi di Tanggul,
tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib mulai menampak, ganti KH.
Qusyairi yang mengaji kepada Habib.
Menjelang wafat, KH. Qusyairi sowan kepada Habib. Tidak seperti
biasa, kala itu sambutan Habib begitu hangat, sampai dipeluk erat-erat.
Habib pun mnyembelih seekor kambing khusus menjamu sang teman karib.
Disela-sela bercengkrama, Habib mengatakan bahwa itu terakhir kali yang
ia lakukan. Ternyata beberapa hari kemudian KH. Qusyairi wafat di
kediamannya di Pasuruan.
Tersebutlah seorang jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen
dari Presiden AS D. Esenhower. Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa
ajudannya kepasar (kecopetan). Karuan saja sang ajudan kalang kabut,
sehingga disarankan oleh seorang kenalannya agar minta tolong ke Habib
Sholeh.
Sampai di sana, Habib menyuruh mencari di Pasar Tanggul. Sekalipun
aneh, dituruti saja, dan ternyata pulpen itu tidak ditemukan. Habib
menyuruh lagi, lagi-lagi tidak ditemukan. Karena memaksa, Habib masuk
kedalam kamarnya, dan tak lama kemudian keluar dengan menjulurkan sebuah
Pulpen. “Apa seperti ini pulpen itu? Sang ajudan tertegun, karena
ternyata itulah pulpen sang jenderal yang sudah pindah ke genggaman
pencopet.
Nama Habib Sholeh kian terkenal dan harum. Kisah-kisah yang
menuturkan karamah beliau tak terhitung. Tetapi perlu dicatat, karamah
hanyalah suatu indikasi kewalian seseorang. Kelebihan itu dapat dicapai
setelah melalui proses panjang yaitu pelaksanaan ajaran Islam secara
Kaffah. Dan itu dilakukan secara konsekwen dan terus menerus
(istiqamah), sampai dikatakan bahwa Istiqamah itu lebih mulia dari
seribu karamah.
Tengok saja komitmen Habib terhadap nilai-nilai keislaman, termasuk
keperduliannya terhadap fakir miskin, janda dan anak yatim, menjadi juru
damai ketika ada perselisihan. Beliau dikenal karena akhlak mulianya,
tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan berusaha menyenangkan
hati mereka, sampai-sampai dikenal tidak pernah permintaan orang.
Siapapun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin. Habib Sholeh sering
menimba sendiri air sumur untuk mandi dan wudu para tamunya.
Maka buah yang didapat, seperti ketika Habib Ahmad Al-Hamid pernah
berkata kepada baliau, kenapa Allah selalu mengabulkan doanya. Habib
Sholeh menjawab, “Bagaimana tidak? Sedangkan aku belum pernah melakukan
hal yang membuat-Nya Murka.”
Karomah Waliullah KH. Chamim Jazuli ( Gus Miek )
Nama lengkap beliau adalah KH. Chamim Jazuli lahir dari seorang
ulama besar di daerah ploso, mojo, kediri jawa timur. beliau adalah
pendiri sema’an alquran dan jamaah dzikrul ghofilin.. sejak kecil gus
miek panggilan akrab beliau sudah memiliki keanehan-keanehan. beliau
sering pergi dari rumah sampai Kyai Jazuli ayah beliau menganggap
putranya hilang. Pada waktu di pesantren ayahnya gus miek jarang sekali
mengikuti pengajian di madrasah tetapi anehnya itu semua tidak membuat
gus miek ketinggalan pemahaman tentang agama (kitab kuning) dengan
santri-santri ayah beliau. ketika diuji kemampuan gus miek dalam
memahami agama malahan jauh melebihi santri-santri ayahnya yang setiap
hari masuk dan mengaji di madrasah. beliau kemudian berguru pada Kyai
Dalhar watucongol, Kyai Hamid Pasuruan, dll semua guru dari gus miek
tersebut telah dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh agama yang paling
berpengaruh di daerahnya.Pada zaman beliau terdapat suatu ketetapan di
organisasi Nahdhatul Ulama (NU) tentang thoriqoh. Organisasi NU
menetepkan bahwa thoriqoh yang resmi dan diakui keberadaannya hanyalah
thoriqoh yang mu’tabaroh artinya silsilah dari thoriqoh itu jelas sampai
ke Nabi Muhammad SAW sedangkan thoriqoh yang tidak mu’tabaroh seperti
thoriqohnya sunan kalijogo, syaikh siti jenar itu tidak diakui
keberadaannya. Sungguh tindakan yang sangat bijaksana menurut saya
karena pada saat itu gus miek tidak memihak salah satu thoriqoh seperti
yang dilakukan oleh kebanyakan kyai, tetapi gus miek malahan membuat
suatu jama’ah dimana jama’ah tersebut berkumpul melakukan dzikir bersama
tanpa harus diembel-embeli thoriqoh mu’tabaroh atau ghoiru mu’tabaroh
yang diberi nama jama’ah dzikrul ghofilin. ini merupakan suatu solusi
yang bijaksana dimana beliau mampu mengakomodir segala kepentingan.
setiap orang bisa masuk ke jama’ah yang beliau dirikan baik dari
kelompok mu’tabaroh atau ghiru mu’tabaroh bahkan orang bukan thoriqohpun
bisa masuk pokoknya syarat utama untuk masuk jama’ah dzikrul ghofilin
adalah islam.gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga
dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di
kerumunan orang yang melakukan maksiat dibandingkan dengan menjadi
seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab
kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur
keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual
kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada
mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal
adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran
jalan pintas.Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang
Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan
berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika
Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan
yang terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang
gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki
spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan
patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan
manusia atau intraksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal
itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat
dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui
keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin” (pengingat mereka yang
lupa). Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di
kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti melakukan ziarah
ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa.Hal
terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah
sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa
yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para
wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat.
GUS MIEK PUTRA KH.ACHMAD DJAZULI USTMANGus Miek seorang hafizh (penghafal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti discotiq ,club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas. Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek.” Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu Gus Miek Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu kelaut…hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan ,Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..? lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek.
jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.
Ketika beliau dakwah di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung mas.Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan ,Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan.
Satu contoh lagi ketika Gus miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu gus miek langsung menuju watries (pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus di kejar oleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu.
Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada”jawab Gus miek.
Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu…”Apabila aku bertemu orang dijalan atau tamu aku diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis “jawab Gus miek.
Adanya sistem Dakwah yang dilakukan Gus miek tidak bisa di contoh begitu saja karena resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan dakwah seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh.Abdul Hamid juga seorang waliyalloh.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.
GUS MIEK PUTRA KH.ACHMAD DJAZULI USTMANGus Miek seorang hafizh (penghafal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti discotiq ,club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas. Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek.” Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu Gus Miek Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu kelaut…hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan ,Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..? lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek.
jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.
Ketika beliau dakwah di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung mas.Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan ,Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan.
Satu contoh lagi ketika Gus miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu gus miek langsung menuju watries (pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus di kejar oleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu.
Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada”jawab Gus miek.
Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu…”Apabila aku bertemu orang dijalan atau tamu aku diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis “jawab Gus miek.
Adanya sistem Dakwah yang dilakukan Gus miek tidak bisa di contoh begitu saja karena resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan dakwah seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh.Abdul Hamid juga seorang waliyalloh.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.
HABIB ‘UMAR BIN HAFIDZ
Cerita ini berasal dari anak pondok, Suatu ketika saat habib munzir
sedang mondok di yaman, kebetulan saat itu dlm kondisi perang, shg
sglanya serba sulit, disaat stok makanan sudah menipis karena saat itu
pengiriman makanan dari luar yaman di blokir oleh pihak penjajah,
makanan hanya cukup untuk keluarga habib umar. tapi ketika habib munzir
slsai mkn memergoki anak habib umar sedang mengambil sisa2 makanan dri
habib munzir dan santri2 yg lain, tanya habib munzir kpd anak trsbt
sedang apa? Kata anak itu, saya mengambil sisa2 makanan yg tersisa buat
abah (habib umar) belum makan, Masya Allah sungguh ahlaknya begitu mulia
walaupun habib umar dan keluarganya tidak makan asal santri2nya tidak
kelaparan. adakah diantara kita yg sanggup mencontoh ahlaknya habib umar
bin hafid yg rela mementingkan orang lain daripada diri sendiri
meskipun dalam kondisi yg sangat sulit.
Abah Anom
Ada cerita menarik dari Subhan seorang Dosen IAILM Suryalaya pernah
silaturahmi kepada Tuan Guru Ijai Martapura Kalimantan Selatan. Tuan
guru Ijai menyebutkan SYEH A. SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN ADALAH LAUTAN
THORIQOH
Tuan Guru Ijai dikenal sebagai seorang Wali Mursyid yg masyhur yang
di kunjungi para alim ulama Habaib dari belahan dunia nama lengkapnya
Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Asy-Syekh Muhammad Zaini Abd. Ghani (
Tuan Guru Ijai ) bin Al ‘arif Billah Syekh Abd. Ghani bin Syekh Abd.
Manaf bin Syekh Muh. Seman bin Syekh. M, Sa’ad bin Syekh Abdullah bin
‘Alimul ‘allamah Mufti Syekh. M. Khalid bin ‘Alimul ‘allamah Khalifah
Syekh. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Seorang Wali besar Mufti Kesultanan Indragiri Syekh Abd Rahman
Shiddiq, berpendapat bahwa Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah
keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Mindanao.
Jalur nasabnya ialah Maulana Muhammad Arsyad Al Banjari bin Abdullah
bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar
Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh
bin Abdullah Al Idrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aidrus) bin
Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah
bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam
bin Ali Faqih Nuruddin bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul
Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama’ah bin Alawi Abi Sadah bin
Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam
Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja’far As Shadiq
bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam
Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali Karamallah wa Sayyidah
Fatimah Az Zahra binti Rasulullah SAW. http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Arsyad_al-Banjari_bin_Abdullah_Al_Aidrus.</p>
‘Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Syekh M. Zaini Abd. Ghani adalah
seorang ulama yang menghimpun antara thariqat dan haqiqat, dan beliau
seorang yang Hafazh AI-Quran beserta hafazh Tafsirnya, yaitu Tafsir
Al-Quran Al-‘Azhim Lil-Imamain Al-Jalalain. Beliau seorang yang
“mahfuzh”, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi,
kecuali bagi orang orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT. beliau tidak
pernah ihtilam.
Pada usia 9 tahun di malam jumat beliau bermimpi melihat sebuah kapal
besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga
dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Safinah
al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga
tersungkur. Beliaupun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, beliau
kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumat ketiga, beliau kembali
bermimpi serupa. Tapi kali ini beliau dipersilahkan masuk dan disambut
oleh salah seorang syaikh. Ketika sudah masuk beliau melihat masih
banyak kursi yang kosong. Ketika beliau merantau ke tanah Jawa untuk
mencari ilmu, tak disangka orang yang pertama kali menyambut beliau dan
menjadi guru adalah orang yang menyambut beliau dalam mimpi tersebut
Dalam usia 10 tahun sudah mendapat khususiat dan anugerah dari Tuhan
berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa-apa yang ada di
dalam atau yang terdinding. Pernah rumput-rumputan memberi salam kepada
beliau dan menyebutkan manfaatnya untuk pengobatan dari beberapa
penyakit, begitu pula batu-batuan dan besi
Petikan ceramah Habib ‘Umar hafizahUllah pada 25/02/2006
di kediaman Sayyid Thohir bin Yahya, Semarang, sebagaimana tercatat
dalam buku “Singa Podium” halaman 34 – 37:-
Di dalam hadis, Rasulullah bersabda: “Aku adalah orang yang pertama
sekali memohon syafa`at dan aku adalah orang yang pertama kali diterima
syafa`atnya oleh Allah”. Lihatlah di dalam hadis ini ! Rasulullah
mengajar agar kita menjalin hubungan dengannya, menjalin hubungan yang
erat dengan Rasulullah SAW. Dahulu para sahabat berkumpul yang dalam
perkumpulan itu para sahabat mengingat Allah, mereka berkumpul mengingat
Nabi Muhammad, mengingat orang-orang yang dimuliakan oleh Allah.
Lihat keadaan kaum muslimin sekarang, berbeda dengan keadaan para
sahabat Rasulullah, kaum muslimin di zaman kita berkumpul mengingat
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, menyebut nama-nama orang
yang hina di sisi Allah, sehingga betapa banyak kaum muslimin yang
terpengaruh dengan pemikiran barat, pemikiran orang-orang yang tidak
pernah sujud kepada Allah. Kewajiban kita kaum muslimin adalah kita
menyuburkan keimanan di dalam hati kita, kita tingkatkan keimanan kepada
Allah dan tanamkan pada hati-hati kita bahwa kemuliaan hanya milik
Allah dan Rasulullah, keagungan hanyalah milik Allah dan RasulNya. Allah
berfirman di dalam al-Quran: “Kemuliaan, keagungan adalah milik Allah,
milik Rasulullah dan milik mereka yang beriman kepada Allah. Adapun
mereka orang-orang munafiqin tidak mengetahui kalau kemuliaan adalah
milik Allah.”
Oleh kerana itu ayyuhal ikhwan, mari kita agungkan Allah, kita
agungkan mereka orang-orang yang diagungkan Allah, muliakanlah
orang-orang yang dimuliakan oleh Allah. Kewajiban kita mengagungkan
Allah, mengagungkan Rasulullah, mengagungkan para sahabat Rasulullah,
mengagungkan para auliya` Allah. Disebutkan ketika pada suatu hari para
sahabat berkumpul, mereka menyebut tentang keistimewaan para Nabi-Nabi
yang terdahulu. Beberapa dari mereka mengatakan: “Lihatlah Nabi Ibrahim
yang dijadikan oleh Allah sebagai Khalilullah.” Maka beberapa sahabat
yang lain mengatakan: “Tapi lihat Nabi Musa yang lebih agung yang
dijadikan oleh Allah sebagai kalimullah, orang yang bicara langsung
dengan Allah.” Beberapa lagi mengatakan: “Lihat Nabi Isa a.s. yang
dijadikan oleh Allah sebagai ruhullah sebagai kalimatullah!” Beberapa
lagi mengatakan tentang Nabi Adam yang diciptakan oleh Allah secara
langsung. Ketika mereka sedang menyebutkan keistimewaan para nabi yang
terdahulu, datang kepada mereka Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wasallam, ketika Nabi Muhammad datang pada mereka dan mengucapkan salam
kepada mereka, Rasulullah mengatakan kepada mereka: “Wahai para
sahabatku, kalian berkumpul pada saat ini menyebutkan tentang
keistimewaan para nabi utusan-utusan Allah, kalian mengatakan bahawa
Nabi Ibrahim adalah khalilullah dan memang demikian Nabi Ibrahim adalah
khalilullah. Dan kalian menyebutkan bahwa Nabi Musa adalah kalimullah,
nabi yang berbicara langsung dengan Allah, yang bermunajat langsung
dengan Allah, dan memang demikian adanya Nabi Musa sebagai kalimullah.
Dan demikian pula dengan Nabi Isa dan Nabi Adam, yang mereka adalah
orang yang mulia di sisi Allah `azza wa jalla.” Kemudian Nabi mengatakan
kepada mereka:- “Dan ketahuilah wahai para sahabatku bahwa aku adalah
habibullah, aku adalah kekasih Allah, aku adalah orang pertama yang akan
memberikan syafa`at kepada umat manusia di hari kiamat nanti, aku
adalah orang yang termulia dari semua makhluk yang diciptakan Allah, aku
adalah nabi pertama yang akan memasuki surga dan bersamaku orang-orang
fuqara` dari kalangan orang-orang mukminin (orang-orang yang beriman
kepada Allah).”
Lihatlah Rasulullah, bagaimana beliau mengajarkan kita agar kita
menjalinkan hubungan dengannya, agar kita selalu menguatkan hubungan
dengan Rasulullah. Allah dan RasulNya lebih pantas kita agungkan, lebih
pantas kita muliakan kalau memang kita beriman kepada Allah dan
Rasulullah
kawanku semua yang dirahmati Allah, jangan bersedih jika kita bukan golongan orang yang tidak sampai nasabnya pada Rosullullah…
ingat kawan al istiqomatu khairun min alfi karamah.. istiqomah itu lebih baik daripada seribu karomah..
mari kita istiqomah sholat berjamaah, mari kita istiqomah membaca
qurannya, mari kita istiqomah puasa sunnahnya, mari kita istiqomah
sholat malamnya.. mari kita istiqomah memperbaiki akhlak dan prilaku
kita… mari kita istiqomah bertbuat baik kepada sesama.. mari kita
istiqomah mengamalakan ilmu kita… cukup dengan itu saja kawan,
insyaAllah kemulyaan kita akan melebihi karamah para habaib..
bagaimana kawan, maukah engkau istiqomah??
semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar