selamat datang CUPLIS5758

Senin, 25 Februari 2013


Hajar Aswad dan Rahasia yang Menyelubunginya

Hadist Sahih riwayat Imam Bathaqie dan Ibnu ‘Abas RA, bahwa Rasul SAW bersabda:
“Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar”.

Hadis tersebut mengatakan bahwa disunatkan membaca do’a ketika hendak istilam (mengusap) atau melambainya pada permulaan thawaf atau pada setiap putaran, sebagai mana, diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Artinya:
“Bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Ka’bah lalu diusapnya Hajar Aswad sambil membaca Bismillah Wallahu Akbar”.

ASAL – USUL HAJAR ASWAD

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membangun Ka’bah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Ka’bah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail mau membangunnya dengan meninggikan bangunannya dan mengangkut batu dari berbagai gunung. setelah bangunan Ka’bah itu hampir selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasa kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.

Nabi Ibrahim berkata pada Nabi Ismail, “Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia.”

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, “Dari mana kamu dapat batu ini?”

Nabi Ismail berkata, “Batu ini kuterima dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril).”

Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka’bah disunnahkan mencium Hajar Aswad.

Perhatikan Rahasia Besar Yang Tidak Pernah Kita Bayangkan Sebelumnya

1. Satu riwayat Sahih dinyatakan: “HajarAswad dan Makam Ibrahim berasal dari batu-batu ruby surga yang kalaulah tidak karena sentuhan dosa-dosa manusia akan dapat menyinari antara timur dan barat. Setiap orang sakit yang memegangnya akan sembuh dari sakitnya”

Dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka’bah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a’alam.

2. “‘Barangsiapa menunaikan ibadah haji, dan ia tak berbuat rafats dan fasik, maka ia kembali (suci dan bersih) seperti anak manusia yang baru lahir dari perut ibunya.” (Muttafaqun alaihi).

3. Mencium hajar aswad pada saat Haji Di Baitullah tidak dapat diwakilkan, Ia menjadi penyedot Dosa tanpa kita sadari, alangkah beruntungnya orang yang bisa menyentuh, mengusap dan memegangnya.

Hadis Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda:
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum kiamat”.

Akhir kata, Kita semua tahu jika Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberikan mudorat atau manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah bangunan yang terbuat dari batu. Akan tetapi apa yang kita lakukan dalam prosesi ibadah haji tersebut lebih baik kita niatkan sekedar mengikuti ajaran dan sunnah Nabi SAW.

Umar bin Khatabpun juga pernah mengatakan “Aku tahu bahwa kau hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau menciummu”

Jadi apa yang dikerjakan berjuta juta umat islam, scientis muslim, dan orang -orang yang pandai bukanlah menyembah Batu seperti yang banyak dituduhkan kaum yang picik sekali akalnya. Karena ada rahasia besar dibalik setiap perilaku Nabi Muhammad saw dan sebab tentu saja apa yang dilakukan oleh beliau pastilah berasal dari Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firmanNya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS. An-Najm : 53 ) “

Allaaahu Akbar, Tiada Ilah lagi Yang Berhak DiSembah Selain Allah dan Saya (Penulis) Bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah Utusan Allah. Muhammad hanyalah seorang Rosul, Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rosul.

Mulai Detik Ini mari kita mencoba berperilaku sebagaimana Nabi Muhammad, mencontohnya dalam segala tindak tanduk, makan, minum, berpakaian, hingga tidurnya, sekalipun kita tidak mengerti
rahasia besar di sebaliknya.
 Hajar Aswad, Petunjuk Astronomi Keberadaan Makkah ?
Ada satu pertanyaan yang mengelitik…
Mengapa Nabi Ibrahim, memilih Makkah sebagai tempat berdirinya Ka’bah ?
Akan ada banyak jawaban…
Namun jawaban yang paling umum adalah, Kota Makkah adalah tempat awal peradaban manusia, sehingga disebut juga  Ummul Qura atau Ibu Negeri (QS.42:7). Dan disanalah mula-mula tempat peribadatan didirikan (QS.3:96).
Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu, terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan.
Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ‘bukit’.
Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. (Sumber : Kota Makkah, dan Penemuan Geologi).
Jawaban atas alasan dipilihnya kota Makkah, sebagaimana tersebut di atas, bagi seorang Pencari Ilmu belumlah cukup. Dan muncul pertanyaan baru…
Darimana Nabi Ibrahim tahu, kalau tempat ia membangun Ka’bah dulunya adalah tempat awal peradaban manusia ? Bukankah ketika beliau mendirikan Ka’bah, tempat itu merupakan tempat tak bertuan dan gersang ?
Bahkan selepas Bencana Nabi Nuh, Kota Makkah (Bakkah) sempat menghilang keberadaannya. Tempat yang dipercaya sebagai lokasi paling tepat bagi waktu dunia, bahkan berdasarkan penelitian Geologi merupakan Pusat Hemisphere Pangea, selama ribuan tahun tidak diketahui rimbanya.
Sekitar 30 tahun yang lalu, seorang Cendikiawan Muslim, Ustadz Nazwar Syamsu mencoba menjawab pertayaan itu.
Melalui serial bukunya “Tauhid dan Logika“, beliau menyatakan penemuan kembali Kota Makkah, tidaklah bisa dilepaskan dengan keberadaan Batu Astronomi (Meteor) “Hajar Aswad”.
Beliau menulis…
“Kepada Ibrahim dikirim ALLAH sebuah meteor yang jatuh tepat di titik putaran utara Bumi dulu. Meteor itu kini tampak jelas di Ka’bah dan dinamakan orang dengan Hajar Aswad atau Batu Hitam, karena memang warnanya hitam, sengaja ditempatkan Nabi Ibrahim demikian, agar pada waktu kemudiannya tidak timbul syak wasangka, bahwa penempatan Ka’bah demikian hanya menurut kemauan Ibrahim sendiri.” (Sumber : Al Qur’an tentang Shalat Puasa dan Waktu, Serial Tauhid dan Logika, Tulisan Nazwar Syamsu)
Untuk dipahami, mencium Batu Hajar Aswad, bukan saja mengikuti Sunnah Rasulullah, akan tetapi bisa juga kita maknai, sebagai bentuk rasa syukur kita, atas ditemukan kembali keberadaan Kota Makkah, oleh Nabi Ibrahim ‘Alahi Salam.
WaLlahu a’lamu bishshawab



Sumber; Misteri Hajar Aswad dan Rahasia yang Menyelubunginya
forumkompas.com
kanzunqalam.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar