Berdo’a di Kuburan (Oleh: Habib Munzier Al-Musawwa)

Demikian pula tawassul, karena tawassul
adalah doa kepada Allah, bila anda menuju makam untuk berziarah,
berdoalah kepada Allah, Wahai Allah, Demi orang-orang yang bermunajat
pada Mu, Demi orang-orang yang Bersemangat kepada keridhoan Mu, Demi
langkahku ini, atau dengan tawassul menyebut nama sebagaimana Rasul saw
menyebut Demi para Nabi sebelumku.. atau misalnya Wahai Allah, Demi
Ahlul Badr, atau Demi Muhajirin dan Anshar, atau Demi Ruku dan Sujudnya
para wali Mu, atau menyebut nama mereka sebagaimana Rasul saw menyebut
nama para malaikat. Toh doa-doa ini kepada Allah, berperantarakan
ketaatan para hamba-hamba Nya, memang manusia hidup dan mati, namun amal
shalihnya tetap kekal.
Anda ingat peristiwa Adam as?, mengapa
malaikat diperintahkan sujud pada makhluk?, karena para malaikat itu
sujud pada Adam as bukan menyembah Adam as, tetapi menyembah Allah..
karena jutsru sujud pada Adam itu adalah ketaatan, namun apa yang
dilakukan Iblis?, pada dasarnya Iblis hanya ingin sujud kepada Allah
semata, tak mau memuliakan makhluk yang dimuliakan Allah, dan jatuhlah
ia kepada Laknat Allah, maka orang yang tak mau memuliakan orang yang
dimuliakan Allah swt adalah para pengikut Iblis, naudzubillahi min
dzalik.
Wahai saudaraku, jangan alergi dengan
kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan
Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini
ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang
berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka
musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka
kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir
yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap
syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat
mendengar kabar itu.., seraya bersabda : Apakah Kau Membunuhnya Padahal Ia Mengatakan Laa Ilaaha Illallah..?!! lalu
Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri
Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah
merah padam dan membentak : Apakah Kau Belah Sanubarinya Hingga Kau Tahu Isi Hatinya??!!!,, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : Apakah Kau Belah Sanubarinya Hingga Kau Tahu Isi Hatinya??!!!,, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : Apakah Kau Belah Sanubarinya Hingga Kau Tahu Isi Hatinya??!!!,,
hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa
alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak
pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim
Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)
Dan juga dari peristiwa yang sama dengan
riwayat yang lain, bahwa Usamah bin Zeyd ra membunuh seorang kafir yang
kejam setelah kafir jahat itu mengucap Laa Ilaaha Illallah, maka Rasul
saw memanggilnya dan bertanya: Mengapa Kau Membunuhnya..?!,
Usamah menjawab : Yaa Rasulullah, ia telah membunuh fulan dan fulan, dan
membantai muslimin, lalu saat kuangkat pedangku kewajahnya maka ia
mengatakan Laa Ilaaha illallah.., lalu Rasul saw menjawab : Lalu Kau Membunuhnya..?!!, , Usamah ra menjawab : benar, maka Rasulullah saw berkata : Apa Yang Akan Kau Perbuat Dengan Laa Ilaaha Illlallah Bila Telah Datang Hari Kiamat..?!!, maka Usamah berkata : Mohonkan pengampunan bagiku Wahai Rasulullah??, Rasul saw menjawab dengan ucapan yang sama : Apa Yang Akan Kau Perbuat Dengan Laa Ilaaha Illlallah Bila Telah Datang Hari Kiamat..?!!, dan beliau terus mengulang ulangnya.. (Shahih Muslim Bab 41 no.160).
Kita tak bisa menilai orang yang berbuat
apapun dengan tuduhan syirik, dia berkomat kamit dengan sajen dan mandi
sumur tujuh rupa dan segala macam kebiasaan orang kafir lainnya, ini
merupakan adat istiadat biasa, tak mungkin kita mengatakannya musyrik
hanya karena melihat perbuatannya, kecuali ia ber ikrar dengan lidahnya.
Satu contoh, seorang muslim mandi air kembang, berendam di air mawar, lalu menaruh keris di pinggangnya, lalu menyalakan kemenyan, lalu ia shalat, musyrikkah ia?,
dan orang lain mandi dengan shower, berendam di air hangat, menggunakan busa mandi, lalu menaruh pistol dipinggangnya, lalu menyemprotkan pewangi ruangan, lalu shalat, musyrikkah dia?,
apa bedanya?, keduanya melakukan kebiasaan orang kafir..
Satu contoh, seorang muslim mandi air kembang, berendam di air mawar, lalu menaruh keris di pinggangnya, lalu menyalakan kemenyan, lalu ia shalat, musyrikkah ia?,
dan orang lain mandi dengan shower, berendam di air hangat, menggunakan busa mandi, lalu menaruh pistol dipinggangnya, lalu menyemprotkan pewangi ruangan, lalu shalat, musyrikkah dia?,
apa bedanya?, keduanya melakukan kebiasaan orang kafir..
Kesimpulannya adalah, tidak ada kalimat
musyrik bisa dituduhkan kepada siapapun terkecuali dengan kesaksian
lidahnya. Hati-hatilah dengan ucapan syirik, bila seseorang muslim lalu
musyrik, maka pernikahannya batal, istrinya haram dikumpulinya, jima
dengan istri terhitung zina, anaknya tak bernasab padanya, kewaliannya
atas putrinya tidak sah, dan bila keluarganya wafat ia tak mewarisi dan
bila ia wafat tak pula diwarisi, ia diharamkan shalat, diharamkan
dikuburkan di pekuburan muslimin.
Saran saya, berziarahlah kubur bila anda
berkenan, dan palingkan pandangan dan sangka buruk dari mereka yang
bertaburan menyan dan kembang dlsb, jangan sesekali menuduh mereka
musyrik, mungkin hati mereka musyrik, tapi kita dimurkai Rasul saw bila
menuduhnya. Bila anda selesai berziarah, ada baiknya anda menyalami
mereka dan dengan senyum hangat anda memberi mereka hadiah Al Quran, dan
katakanlah : Wahai Tuan, para Sunan dan wali songo itu mempunyai
kesenangan dan kegemaran, dan mereka akan senang bila Tuan mengamalkan
kegemaran dan amal mereka, pastilah serta merta mereka akan bertanya
dengan sigap..apakah kegemaran mereka??!!, jawablah dengan lembut dan
berwibawa : Mereka siang malamnya asyik dengan Al Quran.. pasti Tuan
akan disayangi mereka bahkan disayang Allah bila asyik membaca Al Quran,
Nah..ini saya hadiahkan pada tuan, barang yang paling disayangi oleh
Para Wali dan Sunan..
Dan hamba hamba Arrahman (Allah swt) yang berjalan dimuka bumi
dengan rendah diri, (tidak sombong), dan bila mereka diajak bicara oleh
orang orang jahil, maka mereka menjawabnya dengan lembut (Alfurqan-63).
Wallahu a’lam..
About these ads
Tidak ada komentar:
Posting Komentar